Laman

Saturday, June 8, 2013

Perasaanku

Aku baru saja sampai di sini. Sedikit terlambat. Mereka semua sudah berkumpul. Menumpahkan kesedihan bersama.

Aku berdiri di sini. Di ambang pintu yang telah ribuan kali kulewati, menatap mereka dengan iba.
Aku berjalan kearah mereka dengan sedih. Tapi aku merasa beda. Aku tak bersedih selayaknya orang bersedih.

Ini aneh. Sungguh aneh. Aku seperti bukan diriku. Aku seperti roh lain yang dimasukkan ke ragaku, dan langsung di hadapkan dengan masalah seperti ini.

Tidak, itu tidak mungkin terjadi. Sangat tidak masuk akal.

Lalu mengapa aku begini? Apa aku sudah mati rasa terhadap lingkungan sekitarku? Yang membuatku hampir seperti orang autis?

Itu kemungkinan terburuk yang bisa kupikirkan. Semoga saja tidak. Bisa saja aku begini karena sakit hati yang dalam, karena perbuatan mereka padaku di hari-hari yang lalu.

Aku sudah berusaha melupakannya. Tapi kau tahu, itu sangat sulit. Sakit hati ini terlalu sulit dilupakan. Tapi aku harus mencobanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ternyata itu semua hanya ketakutan berlebihan yang kualami.

Aku memang terlambat. Tapi suasananya sangat berbeda dari yang kubayangkan.

Saat ku datang, mereka berteriak kegirangan. Saling berpelukan. Dan, menangis. Ya, menangis. tapi mereka menangis bahagia.

Awalnya tidak ada yang menyadari kehadiranku. Ya, memang sudah seperti itu seharusnya. Aku memang bukan orang yang heboh.

Tapi setelah itu aku bergabung dengan mereka, tersenyum sumringah sambil menyalami mereka semua.

Suasana saat ini sedikit berbeda dari 3 tahun yang lalu, saat aku menghadapi keadaan yang sama di tingkatan yang lebih rendah.

3 tahun yang lalu suasananya lebih bersahabat. Memang dulu aku menghadapi keadaan seperti ini bukan bersama mereka. Tapi tidak apa-apa, toh aku tetap bahagia.

Setelah mereka puas menangis, kami meluapkan kegembiraan dengan berkeliling.

Tidak, kami tentu saja tidak melakukan perbuatan bodoh seperti itu. Untung mereka paham.







*note: ini tulisan aku tanggal 5 juni 2011. udah lama banget yah u.u aku aja lupa pernah nulis kayak gini, haha.

Ini ceritanya pokoknya tentang detik-detik menjelang kelulusan SMP. Kayaknya dulu aku agak gak sreg sama temen-temen SMP yang cuma belasan orang satu angkatan itu, Aku ngerasa gak nyaman aja gitu dari awal masuk. Mungkin gara-gara aku pindahan dari jawa gitu, tempat yang jauh banget, yang logatnya sama sekali beda, jadi dari awal aku udah ngerasa di'janggalin' gitu.

Terus, jadi deh tulisan seperti ini. Aku ngebayangin mereka semua gak lulus, sementara aku lulus sendiri. Tapi aku sama sekali gak peduli tentang mereka, karena udah terlanjur sakit hati, dan susah loh nyembuhin torehan-torehan yang udah ada itu.

Tapi ternyata, kenyataan yang terjadi gak seperti yang aku bayangkan. Kami semua lulus, aku pasang fake smile, padahal aku biasa aja. Aku lebih haru sama kelulusan tiga tahun lalu (dari waktu itu), yaitu waktu kelulusan SD. Lebih kerasa kekeluargaannya aja gitu.



Yaudah deh, Mistel pamit dulu, mau nutup kembali kenangan buruk yang sempat menganga B)
bubye~

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home Older Post