Think Wide, Please!

Halo, Mistel balik lagi (*o* )/

Kali ini Mistel mau ngebahas tentang betapa mirisnya manusia-manusia yang gak mau berpikir panjang, terlalu cepat men-judge, suka meng-kotak-kotak-an suatu hal atau golongan, dan sejenisnya. Intinya pokoknya Mistel mau bahas tentang pentingnya berpikir positif dan alangkah baiknya membiasakan diri untuk berpikir positif! :)

Dalam hal ini, sebenernya Mistel juga masih dalam proses belajar, sih :) Tapi Mistel udah bertekad banget buat membiasakan diri buat berpikir positif ^^ Mistel tau Mistel juga belum sempurna banget, tapi Mistel cuma mau berbagi pikiran dan pengalaman Mistel ke kalian, semoga bermanfaat! :D

Oke, Mistel bakal coba bahas masalah ini dengan memaparkan beberapa pengalaman Mistel mengenai pikiran/anggapan orang lain yang menurut Mistel agak sempit, dan Mistel coba menelusuri tentang hal itu. Mistel bakal bahas per statement, oke? ;) Silakan membaca~ 

It Is Hard to Be The Right Among The Wrongs

Akhir-akhir ini Mistel lagi banyak pikiran ._.

Biasa lah yaa, di penghujung tahun menjelang kelulusan itu biasanya banyaaak banget hal yang mesti dipikirin mateng-mateng. Ya tentang belajar serius lah, nanti setelah lulus mau kuliah dimana lah, cara menyiasati memilih undangan lah, sampai ke hal-hal yang dulunya hitam sekarang mulai mengabu-abu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hal hitam yang mulai mengabu-abu itu apa, Tel?

Hehe, maaf banget yaa, untuk hal yang satu ini Mistel gak bisa jelasin terang-terangan di sini. Pokoknya itu sesuatu yang belakangan ini udah dianggap sesuatu yang biasa, dan bahkan perlu banget, demi kebersamaan katanya, tapi itu sama sekali bertentangan sama hati nurani Mistel.

Pokoknya, kali ini Mistel pengen share ke pembaca semua, sekalian curhat juga sih, kalo berpegang teguh pada sesuatu yang kita rasa benar di antara massa yang percaya pada kekeliruan itu rasanya beraaat banget. Bener itu emang berat.

Jadi ceritanya gini, Mistel lagi ada di suatu forum, ceritanya lagi ngomongin sesuatu yang ‘katanya’ demi kemaslahatan bersama, tapi Mistel gak sepikiran sama mereka, gak tau kenapa yaa, hati Mistel tuh seolah-olah emang nyeruin ‘enggak!’ aja, gitu. Rasanya tuh emang berat waktu Mistel nolak ikut ‘project’ itu. Waktu Mistel ngangkat tangan pas ditanyain siapa yang gak setuju aja tangan Mistel dingin, jantung Mistel dag-dig-dug gak keruan, badan Mistel dingin.

Idol = Berhala???

Hai pembaca sekalian~ Gak terasa yaa, bulan sudah kembali berganti lagi menjadi November, tapi semangat menulis Mistel masih belum kembali juga, entah kemana dia melanglangbuana u.u

Ini sebenernya rada terpaksa sih nulisnya, sambil nguap-nguap males gitu, tapi kalo gak dipaksa gini Mistel gak bakal mulai nulis dan akhirnya blog ini makin banyak sarang laba-labanya~~ Jadi, sekarang Mistel akan mencoba buat semangat! Ganbarou~~~ xD

Oke, kali ini Mistel bakal cerita tentang sesuatu yang menyentil pikiran Mistel beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Jumat tanggal 31 Oktober 2014. Jadi ceritanya, waktu itu Mistel lagi ngumpul sama kelompok Mistel, ceritanya kayak liqo’-nya anak rohis gitu, tapi ini di fakultas.

Kakak pembimbing kelompok Mistel waktu itu mengangkat topik seputaran Ghazul Fikri/Cuci Otak, New World Order, Zionisme, dan sebagainya deh. Terus ada juga sedikit cerita tentang mitologi yunani gitu juga. Mistel nyimak banget nih, soalnya pembahasannya menarik.