Laman

Friday, November 7, 2014

Idol = Berhala???

Hai pembaca sekalian~ Gak terasa yaa, bulan sudah kembali berganti lagi menjadi November, tapi semangat menulis Mistel masih belum kembali juga, entah kemana dia melanglangbuana u.u

Ini sebenernya rada terpaksa sih nulisnya, sambil nguap-nguap males gitu, tapi kalo gak dipaksa gini Mistel gak bakal mulai nulis dan akhirnya blog ini makin banyak sarang laba-labanya~~ Jadi, sekarang Mistel akan mencoba buat semangat! Ganbarou~~~ xD



Oke, kali ini Mistel bakal cerita tentang sesuatu yang menyentil pikiran Mistel beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Jumat tanggal 31 Oktober 2014. Jadi ceritanya, waktu itu Mistel lagi ngumpul sama kelompok Mistel, ceritanya kayak liqo’-nya anak rohis gitu, tapi ini di fakultas.

Kakak pembimbing kelompok Mistel waktu itu mengangkat topik seputaran Ghazul Fikri/Cuci Otak, New World Order, Zionisme, dan sebagainya deh. Terus ada juga sedikit cerita tentang mitologi yunani gitu juga. Mistel nyimak banget nih, soalnya pembahasannya menarik.

Nah, di tengah sesi diskusi, entah dari mana dateng pembahasannya (mungkin ini masih termasuk pembahasan cuci otak yang tadi), tiba-tiba kakak pembimbingnya nyeletuk, “Ya, kan, idol itu artinya berhala.” JENG JENG JENG~ Mistel yang tadinya merhatiin wajah kakak itu langsung nunduk, terbatuk. PLAK! BRUGH!! Sekali tampar langsung tepar telak Mistelnya, lol.

Ihh, ngerasa banget sumpah, kesindir! :( Tapi Mistel tau sih kakak itu gak nyindir Mistel, mana mungkin dia tau sisi diri Mistel yang satu ini, ngahaha.

Nyesek. Nyesek banget. Kenapa dari triliusan kata yang terdapat di muka bumi ini, kata ‘idol’ itu harus berarti berhala? KENAPA?! T^T Sedih. Sedih banget. Kalo udah tau makna katanya gitu. Berarti selama ini Mistel bilang Mistel ‘ngidol’ itu berarti Mistel melakukan sesuatu dengan berhala? Ya ampun, ngerasa berlumuran dosa banget kalo memandang dari segi makna katanya.

Tapi, nggak! Harus rasional dong, yaa. Positive thinking~

Jadi menurut Mistel, kata itu udah mengalami pergeseran makna dari makna aslinya.

Contohnya kayak kata ‘delusi’. Delusi itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah angan-angan, khayalan. Tapi nih ya, kalo dipandang sama kebanyakan orang sekarang, apalagi kalangan vvots dan atau orang yang tau sedikit tentang dunia idol, makna ‘delusi’ itu kayaknya udah bergeser dikit ke arah negatif, apalagi kalo kalimatnya ‘ngedelusiin member’, beuhh kesannya agak gimana gitu kan yak.

Balik ke kata ‘idol’ tadi, bedanya sama kata ‘delusi’ adalah bahwa kata ‘idolpergeseran maknanya bukan ke arah negatif, tapi ke arah positif. Jadi, menurut Mistel, ‘ngidol/mengidolakan’ itu bukan berarti ‘memberhalakan sesuatu/seseorang’. Cuma sekadar mengagumi aja sekarang udah bisa dikatakan mengidolakan. Gak seekstrim itu lah sampe dimaknai sebagai ‘memberhalakan’. Ya ampun, Mistel ngeri sumpah kalo begitu amat maknanya.

Tapi, kalo dilihat-lihat dan diperhatikan, kita juga harus hati-hati guys! batas antara ‘makna sebenarnya’ dan ‘makna yang bergeser’ di sini tipis banget. Mungkin di dalam otak kita, kita memaknai kata ‘idol’ yang bergeser dari makna aslinya (yang bukan berarti berhala), tapi dalam tindakan kita, secara gak sadar kita udah membuat sesuatu yang kita idolakan itu seperti ‘idol’ dalam arti sesungguhnya, sampe terlalu memuja-muja gitu. Jangan sampe deh.

Banyak kok aktivitas fans yang kalo dipandang sekilas sama orang awam, bakal dikira berlebihan dan terlalu memuja, kayak wotagei, chant, dan sebagainya. Tapi Mistel gak akan ngebahas itu, karena menurut Mistel itu semua tergantung niat setiap orang, dan cara serta pandangan orang dalam kegiatan ‘ngidol’ itu berbeda-beda. Mungkin Mistel cuma pesen sama pembaca buat hati-hati, jangan sampe salah niat :)

Ngomong-ngomong masalah niat, Mistel jadi aware banget nih setelah tau tentang arti sebenernya dari kata ‘idol’. Mistel mau ngelurusin niat lagi, untuk apa sebenernya Mistel mau nyungsep ke dalam 48family terlalu dalam.

Oke, alasan pertama dan yang paling gak bisa dilupakan adalah karena curiosity-nya Mistel yang terlalu tinggi, alias Mistel terlalu kepo. Mistel gak akan memungkiri hal ini lagi, Mistel emang kepo banget mengenai 48family :p

Alasan selanjutnya mungkin bisa dijadikan pondasi yang paling kuat dan rasional, yaitu Mistel mau belajar bahasa dan budaya Jepang dengan cara yang mengasyikkan tapi lumayan ampuh, yaitu dengan memperhatikan acara-acara mereka.

Mistel tuh pengeeen banget ke Jepang, entah itu pertukaran pelajar, lanjutin kuliah, ataupun sekadar jalan-jalan, dan itu berarti otomatis Mistel harus bisa―seenggaknya sedikit―ngerti bahasa Jepang, dan sebelum Mistel menemukan tempat les bahasa Jepang resmi di kota Mataram ini, Mistel perlu belajar otodidak dengan bantuan mbak-mbak member 48family dulu :3

Alasan lain tentang personal membernya, apakah itu tentang betapa kagumnya Mistel sama member multitalenta ataupun betapa lemahnya Mistel sama member yang minta dikarungin dan diculik (baca: member kawaii), mungkin bisa dijadikan alasan penyedap sampingan *bumbu kali penyedap* yang bikin Mistel betah.

Oh iya hampir lupa, alasan yang lain adalah sebagai hiburan. Ya jelas lah, variety show mereka kocak banget gitu! Apalagi mbak-mbak Namba, noh! Terus dorama-dorama mereka juga banyak, kan.

Dan alasan terakhir, mungkin buat diambil pelajaran dan sebagai motivasi. Seperti yang kita tau, Yasushi Akimoto-sensei itu sepuh banget di dunia musik Jepang, dan itu berarti dia bikin lirik lagu itu gak sembarangan. Banyak lagu 48family yang bisa kita teliti makna tersembunyinya, dan jadikan itu sebagai motivasi, contohnya aja lagu Takane no Ringo-nya NMB48! ^^

Wokeeh, setelah meluruskan niat, kedepannya mungkin kita harus lebih hati-hati dalam melangkah karena dunia ini kejam, Nak! Huahaha~ Terlalu banyak jebakan, perangkap, dan ranjau yang tersebar dimana-mana tanpa terlihat oleh mata yang tidak jeli! So, watch out your step, guys! See you later~




#P.S: eh, eh, btw, Mistel baru sadar nih kalo POV Mistel ternyata sempit banget tadi, terlalu cepat merasa tersindir, haha. Dunia hiburan Mistel didominasi oleh 48family, sih―secara, gak ada tv di kos-an, jadi mainnya sama laptop dan internet doang―jadinya sekalinya disebut ‘idol’, pikirannya pasti langsung merujuk ke dunia idoling Jepang. Padahal sebenernya kan kata ‘idol’ juga udah luas banget dipake di Indonesia, ada acara yang judulnya ada ‘idol’-nya itu kan, terus yang pake ‘idola’ juga ada. Terus karena udah terlalu didominasi sama kata ‘ngidol’ di otak Mistel, Mistel jadi sempet lupa kalo ada juga kata ‘mengidolakan’ dalam bahasa Indonesia. Mungkin itu maksud kakak pembimbing Mistel, Mistelnya aja nih yang ke-GR-an, haha. Tapi gapapa lah ya, semoga ada yang bisa dipetik dari cerita ini~

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home Older Post