Laman

Wednesday, August 2, 2017

What A Weird Year Part 2



Hai ketemu lagi~

Tulisan ini adalah tulisan yang telah Mistel janjikan, yaitu lanjutan part 2 dari ‘What A Weird Year’.

Kali ini Mistel mencoba flashback sebisa Mistel, dengan keterbatasan ingatan. To be honest, Mistel kali ini dibantu sama si dia yang Mistel ceritakan di artikel sebelumnya. Mistel lagi KKN (Kuliah Kerja Nyata) nih, terus sekarang lagi lumayan luang, jadi nelpon dia dan minta coba ingetin apa yang udah Mistel alami setahun kebelakang ini *aneh banget yak :’v*

Yaudah deh langsung aja, selamat membaca~

Diawali dari tulisan tahun lalu di 'Last Week as A Teenager' yang Mistel tulis sehari sebelum ulang tahun Mistel ke-20. Pada saat mem-posting tulisan itu, posisi Mistel masih di Lombok, masih menanti ujian akhir semester sebelum akhirnya pulang kampung untuk berlebaran.


Setelah ujian akhir selesai, tepatnya tanggal 2 Juli 2016, Mistel pulang kampung, dan untuk pertama kalinya Mistel bepergian ditemani si dia via telpon turun di Bandara Surabaya sendirian bukan untuk transit. Dari situ, Mistel naik mobil menuju Salatiga, dan dilanjutkan ke Tasikmalaya menggunakan kereta dalam rangka berlebaran bersama keluarga besar.

Selesai berlebaran, Mistel pulang ke Situbondo untuk pertama kalinya juga. Mistel ngga terus bisa santai liburan setelah itu—meskipun sebenarnya waktu liburan Mistel masih panjang—karena liburan Mistel terpaksa terpotong karena dua hal; yang pertama, Mistel harus segera balik ke Lombok untuk mengurus surat-surat pindah universitas; dan yang kedua, ternyata jadwal masuk universitas Mistel yang baru itu lebih cepat daripada universitas yang lama (universitas yang lama hitungan tanggal akademisnya tergolong lebih lambat).

Nah, waktu itu juga 'temen' Mistel minta Mistel main ke tempatnya di Semarang, mumpung masih libur. Dan akhirnya perpisahan yang sesungguhnya tiba, Mistel bertolak ke Lombok.


Di Lombok, Mistel menghabiskan kenangan terakhir bersama teman-taman kampus Mistel yang lama dengan semaksimal mungkin. Mistel ke kampus untuk mengurus surat pindah sekaligus pamitan sama teman-teman yang Mistel temui di kampus; makan siang diluar dilanjut main di game center macem time z*ne; makan malam sama salah satu kakak tingkat Mistel yang sudah banyak membantu Mistel selama ini; nge-trip ke suatu bukit di atas pantai; tentu saja wisata kuliner untuk terakhir kalinya ke tempat-tempat yang Mistel biasa makan sebelumnya; pergi ke pameran yang kebetulan lagi ada di Islamic Centre Lombok; dan terakhir diantar teman se-geng Mistel ke Bandara Lombok.

I hope it wasn't the first and last trip with them :')
 Liburan Lombok selesai~ Mistel balik ke Situbondo lagi, dengan barang-barang seabreg, ngosongin kos banget, dan juga dengan perasaan was-was mau pindah ke tempat baru.


Sekarang lanjut ke tempat baru, Jember.

Ada banyak hal yang berbeda di tempat lama dan baru. Beberapa diantaranya seperti nama fakultas (meskipun sebenarnya intisari ajarannya mirip); fokus pembelajaran (yang sebelumnya fokus ke pengolahan pangan saja, yang sekarang merambat sampai pengolahan hulu, hilir dan derivat pertanian dan perkebunan); jumlah SKS dan mata kuliah (yang sebelumnya SKS kecil matkul banyak, yang sekarang SKS besar matkul dikit); tingkat kemudahan mendapat strike 4 *iykwim* (karena di tempat baru matkul per semester cuma 4 jadi relatif lebih mudah ngontrolnya, di tempat sebelumnya terlalu banyak matkul yang harus diurusin jadi Mistel bingung); di tempat baru ngga ada UTS dan UAS, hanya kuis; di tempat baru, praktikumnya ngga rutin tiap minggu tiap matkul kek yang sebelumnya jadi ngga terlalu menyita waktu; di tempat baru ada kuliah pengganti yang diadakan malam hari (di kampus lama kalo malem angker); suasana dan sistematika UKM yang lebih ‘matang’ (maklum usianya udah puluhan tahun, di kampus lama mah UKM yang Mistel ikuti rata-rata masih seumur jagung); cara bekerja kelompok; dan beberapa hal lainnya.

Tantangan paling berat dari semua perbedaan-perbedaan tersebut tentu saja penyesuaian diri. Bukan hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan tapi juga dengan manusia, termasuk bagaimana caranya berbaur dengan teman-teman baru serta bagaimana menyusun taktik menaklukkan dosen-dosen baru.


Syukur sih, Mistel dapet kelas yang orang-orangnya welcome banget sama orang baru dan bener-bener menjunjung tinggi kekeluargaan. Meskipun ya sebenarnya mereka juga punya ‘geng’ masing-masing (kebanyakan tiga-orangan), tapi above all, satu kelas itu tetep kontjo kenthel (temen karib).

Selama mulai berkuliah disini banyak hal-hal mengesankan yang Mistel alami, termasuk praktikum membuat es krim, dapat kelas sama professor yang katanya ‘killer’ (sampai disuruh hafalan konsep materi satu per satu di depan kelas kek anak SD aja, dan itu rasanya udah kayak eksekusi mendadak), Survival Game, kunjungan lapang (pabrik Dua Kelinci Pati, Kopi Banaran Ungaran, Coklat Monggo Jogja), kunjungan ke museum tembakau yang mengubah mindset negatif tentang tembakau, sosialisasi pangan lokal ke masyarakat, jadi praktikan yang diasisteni temen sekelas sendiri, kunjungan ke pabrik Pocari Sweat Pasuruan, merancang dan mengembangkan produk baru sampai pada gelar produk,  Pelatdas (Pelatihan Dasar) Jurnalistik dan lain sebagainya. Mungkin Mistel bakal bahas lebih lanjut beberapa diantaranya.

Survival Game. Jadi ini ceritanya mata kuliah Kewirausahaan II. Ngga tahu juga sih apa faedahnya sampai ada benang merah sama kegiatan bernama Survival Game ini. Pasalnya, di Survival Game ini kami seangkatan satu jurusan diangkut pakai truk ke tempat antah berantah di pelosok gunung(?), per kelas diturunkan di tempat yang berbeda, dengan hanya boleh berpakaian kaos putih, celana training dan sandal jepit (dilarang keras mengenakan pakaian selain dari ketentuan), serta hanya boleh membawa sebotol air minum, kartu identitas dan sebuah payung per kelompok (dilarang keras bawa dompet beserta uangnya dan peralatan lain, apalagi benda elektronik), lalu kami diperintahkan untuk dapat kembali ke kampus lagi, tak mau tahu bagaimanapun caranya.

Akhirnya kami semua berusaha menghasilkan uang untuk ongkos pulang dengan cara menjual air botol dan rela berhaus-haus ria. Temen-temen kelas lain ada yang sampai ngamen, tapi kelas Mistel ngga se-ngenes itu kok! xD Setelah berjam-jam berusaha mencari cara untuk pulang, mencegat-cegat truk ke arah kota yang sekiranya kosong, akhirnya kami dapat truk yang supirnya baik banget. Meskipun telat banget dari target awal jam yang udah ditentukan (FYI kelas Mistel dateng paling akhir), tanpa diduga-duga ternyata kelas Mistel adalah kelas yang paling banyak menyisakan uang hasil jualan (karena truknya ngga minta bayaran) :’v Memang usaha keras itu tak akan mengkhianati ya :’3

Saat penutupan, dosen pengampunya pidato tentang faedah kegiatan itu. Ya emang kerasa sih, dari situ bibit-bibit jiwa wirausaha bisa muncul, meskipun berawal dari sebuah keterpaksaan dalam keadaan ‘sempit’. Dari keadaan ngga punya apa-apa, kita bisa usaha gimana pun caranya untuk memperoleh untung dan mencapai target yang ditujukan, ya meskipun pasti banyak tantangan-tantangan tak terduga yang bakal kita alami. Kira-kira gitu, deh~
My new family~ :3
 Kunjungan Lapang. Singkat aja, kunjungan lapang ini kegiatan wajib seangkatan. Awalnya Mistel diragukan keikutsertaannya, karena transfer gitu, tapi akhirnya diperbolehkan. Kunjungan berawal ke Pati (PT. Dua Kelinci), lanjut ke Ungaran (PT. Sosro, Kopi Banaran sama jamu apa lupa), terus ke Jogja (FTP UGM, Cokelat Monggo, Parangtritis, sama satu wisata air cave apa gitu lupa). Selesai kunjungan lapan, Mistel modus :v Ngakunya mau mampir rumah mbah di Salatiga, teru dijemput di Solo sama Om. Padahal mah tujuan utamanya biar dijemput sama si dia ke Semarang :’v


Lanjut setelah itu kedua kalinya Mistel ke Semarang buat ketemu si dia. Cerita selengkapnya ada di ‘What a Weird Year Versi Sama Si Dia’.

Pengembangan Produk Baru. Kalo yang ini mata kuliah dari awal emang fokus ngerancang satu produk baru per kelompok. Kelompoknya Mistel bikin Frozen GRYCiOnd (Frozen Green-Red-Yellow-Chocolate Mini Onde-Onde). Jadi itu dari awal benar-benar memperhitungkan konsep produk, mass balance, bench marking, pricing, dsb. Kayak beneran ngerasain gimana membangun usaha dari awal gitu, lah. Terus di akhir perkuliahan ada Gelar Produk, semacam pameran produk gitu, sekalian dijual juga. Syukurnya sih, meskipun produk Mistel ngga jadi juara yang dipilih juri, tapi produk Mistel ditawarin ikut pameran lagi dua kali, dan itu artinya keuntungan berlipat ganda~ :p

Jangan bilang kayak keluarga plz :'v
Pelatihan Dasar Jurnalistik. Ini pertama kalinya sih Mistel ikut organisasi yang ada syarat harus ikut peltdas dan setelah ikut pun masih berstatus sebagai angota magang, bukan anggota. Ya bagus sih, biar punya pengalaman dulu, daripada masuk langsung jadi anggota divisi, kek melek aja belum udah disuruh lari-lari. Disini banyak banget yang Mistel pelajari tentang penulisan berita. Yang paling manfaat banget sih Mistel jadi tahu cara mengoperasikan kamera DSLR, padahal punya kameranya udah lama tapi baru tau disana cara makenya xD


Oh iya, ada satu hal yang ngga masuk petualangan di tempat baru(?) tapi terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini, yaitu liburan ke Salatiga, liburan tahun baru di Lombok, jalan-jalan ke pulau Madura (for the first time!) dan disamperin si dia ke Jember.

Liburan ke Salatiga. Tumben-tumbenan nih pulang kampung pas ngga lebaran. Tapi fokus utamanya adalah si dia yang rela nyamperin ke rumah terus ngajakin main. Cerita selengkapnya ada di ‘What a Weird Year Versi Sama Si Dia’.

Liburan tahun baru di Lombok. Ceritanya abah Mistel kangen, mau bernostalgia ke Lombok. Selama disana Mistel nginap di kompleks yang dulu ditinggalin Mistel. Sama keluarga Mistel, Mistel ke Masjid Islamic Center Lombok sama ke Gili (pulau) Nanggu.


Terus pas keluarga Mistel nginap di hotel dekat Pantai Senggigi, Mistel nginap di kontrakan salah satu temen se-geng Mistel. Yang paling nekat sih itu, waktu Mistel ‘menyelinap’ ke kelas temen-temen se-geng Mistel, berpura-pura jadi mahasiswi lagi dan ikut kuliah wkwkw. Teman-teman yang lain pada kaget, loh, kok ada Mistel tiba-tiba xD Sama mereka Mistel diajakin muter-muter, ngemall, dan main di tempat permainan macem Time Z*ne (sambil direkam dan dijadikan video kenang-kenangan).
Ketemu lagi sama mereka~
Jalan-jalan ke pulau Madura. Ini pertama kalinya Mistel ngelewatin Jembatan Suramadu dan tahu bentukan asli dari Pulau Madura. Daerahnya lumayan gersang, tapi berpotensi sebagai penghasil garam, terus ada Bukit Jaddih, semacam tambang kapur gitu, di area dalamnya ada danau yang airnya warna biru.

Bagus yaa :3
Disamperin 'temen' Mistel ke Jember. Aduh yang ini ceritanya panjang, haha.



Sekian dulu dari Mistel, bagi yang belum baca bisa ke episode sebelumnya dulu di ‘What A Weird Year’ *kek apa aja* Sudah sudah, thanks for reading and see ya!!

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home Older Post