Hai ketemu
lagi~
Tulisan ini
adalah tulisan yang telah Mistel janjikan, yaitu lanjutan part 2 dari ‘What A Weird Year’.
Kali ini
Mistel mencoba flashback sebisa Mistel,
dengan keterbatasan ingatan. To be honest,
Mistel kali ini dibantu sama si dia
yang Mistel ceritakan di artikel sebelumnya. Mistel lagi KKN (Kuliah Kerja
Nyata) nih, terus sekarang lagi lumayan luang, jadi nelpon dia dan minta coba
ingetin apa yang udah Mistel alami setahun kebelakang ini *aneh banget yak :’v*
Yaudah deh
langsung aja, selamat membaca~
Diawali dari
tulisan tahun lalu di 'Last Week as A Teenager' yang Mistel tulis sehari sebelum ulang tahun Mistel ke-20. Pada saat mem-posting tulisan itu, posisi Mistel masih
di Lombok, masih menanti ujian akhir semester sebelum akhirnya pulang kampung
untuk berlebaran.
Setelah
ujian akhir selesai, tepatnya tanggal 2 Juli 2016, Mistel pulang kampung, dan
untuk pertama kalinya Mistel bepergian ditemani si dia via telpon turun di Bandara Surabaya sendirian bukan
untuk transit. Dari situ, Mistel naik mobil menuju Salatiga, dan dilanjutkan ke
Tasikmalaya menggunakan kereta dalam rangka berlebaran bersama keluarga besar.
Selesai
berlebaran, Mistel pulang ke Situbondo untuk pertama kalinya juga. Mistel ngga
terus bisa santai liburan setelah itu—meskipun sebenarnya waktu liburan Mistel
masih panjang—karena liburan Mistel terpaksa terpotong karena dua hal; yang
pertama, Mistel harus segera balik ke Lombok untuk mengurus surat-surat pindah
universitas; dan yang kedua, ternyata jadwal masuk universitas Mistel yang baru
itu lebih cepat daripada universitas yang lama (universitas yang lama hitungan
tanggal akademisnya tergolong lebih lambat).
Nah, waktu
itu juga 'temen' Mistel minta Mistel main ke tempatnya di Semarang, mumpung masih
libur. Dan akhirnya perpisahan yang sesungguhnya
tiba, Mistel bertolak ke Lombok.
Di Lombok, Mistel menghabiskan kenangan terakhir bersama teman-taman kampus Mistel yang lama dengan semaksimal mungkin. Mistel ke kampus untuk mengurus surat pindah sekaligus pamitan sama teman-teman yang Mistel temui di kampus; makan siang diluar dilanjut main di game center macem time z*ne; makan malam sama salah satu kakak tingkat Mistel yang sudah banyak membantu Mistel selama ini; nge-trip ke suatu bukit di atas pantai; tentu saja wisata kuliner untuk terakhir kalinya ke tempat-tempat yang Mistel biasa makan sebelumnya; pergi ke pameran yang kebetulan lagi ada di Islamic Centre Lombok; dan terakhir diantar teman se-geng Mistel ke Bandara Lombok.
![]() |
I hope it wasn't the first and last trip with them :') |
Liburan
Lombok selesai~ Mistel balik ke Situbondo lagi, dengan barang-barang seabreg,
ngosongin kos banget, dan juga dengan perasaan was-was mau pindah ke tempat
baru.
Sekarang lanjut ke tempat baru, Jember.
Ada banyak
hal yang berbeda di tempat lama dan baru. Beberapa diantaranya seperti nama fakultas (meskipun sebenarnya
intisari ajarannya mirip); fokus
pembelajaran (yang sebelumnya fokus ke pengolahan pangan saja, yang
sekarang merambat sampai pengolahan hulu, hilir dan derivat pertanian dan
perkebunan); jumlah SKS dan mata kuliah
(yang sebelumnya SKS kecil
matkul banyak, yang sekarang SKS besar
matkul dikit); tingkat kemudahan
mendapat strike 4 *iykwim*
(karena di tempat baru matkul per semester cuma 4 jadi relatif lebih mudah
ngontrolnya, di tempat sebelumnya terlalu banyak matkul yang harus diurusin
jadi Mistel bingung); di tempat baru ngga
ada UTS dan UAS, hanya kuis; di tempat baru, praktikumnya ngga rutin tiap minggu tiap matkul kek yang sebelumnya
jadi ngga terlalu menyita waktu; di tempat baru ada kuliah pengganti yang diadakan malam
hari (di kampus lama kalo malem angker); suasana dan sistematika UKM yang lebih ‘matang’ (maklum usianya
udah puluhan tahun, di kampus lama mah UKM yang Mistel ikuti rata-rata masih
seumur jagung); cara bekerja kelompok;
dan beberapa hal lainnya.
Tantangan
paling berat dari semua perbedaan-perbedaan tersebut tentu saja penyesuaian diri. Bukan hanya
menyesuaikan diri dengan lingkungan tapi juga dengan manusia, termasuk
bagaimana caranya berbaur dengan teman-teman baru serta bagaimana menyusun
taktik menaklukkan dosen-dosen baru.
Syukur sih, Mistel dapet kelas yang orang-orangnya welcome banget sama orang baru dan bener-bener menjunjung tinggi kekeluargaan. Meskipun ya sebenarnya mereka juga punya ‘geng’ masing-masing (kebanyakan tiga-orangan), tapi above all, satu kelas itu tetep kontjo kenthel (temen karib).
Selama mulai
berkuliah disini banyak hal-hal mengesankan yang Mistel alami, termasuk
praktikum membuat es krim, dapat kelas sama professor yang katanya ‘killer’ (sampai disuruh hafalan konsep
materi satu per satu di depan kelas kek
anak SD aja, dan itu rasanya udah kayak eksekusi mendadak), Survival Game, kunjungan lapang (pabrik
Dua Kelinci Pati, Kopi Banaran Ungaran, Coklat Monggo Jogja), kunjungan ke
museum tembakau yang mengubah mindset negatif tentang tembakau, sosialisasi
pangan lokal ke masyarakat, jadi praktikan yang diasisteni temen sekelas
sendiri, kunjungan ke pabrik Pocari Sweat Pasuruan, merancang dan mengembangkan
produk baru sampai pada gelar produk,
Pelatdas (Pelatihan Dasar) Jurnalistik dan lain sebagainya. Mungkin
Mistel bakal bahas lebih lanjut beberapa diantaranya.
Survival
Game. Jadi ini ceritanya mata kuliah Kewirausahaan II. Ngga tahu juga
sih apa faedahnya sampai ada benang merah sama kegiatan bernama Survival Game ini. Pasalnya, di Survival Game ini kami seangkatan satu
jurusan diangkut pakai truk ke tempat antah berantah di pelosok gunung(?), per
kelas diturunkan di tempat yang berbeda, dengan hanya boleh berpakaian kaos
putih, celana training dan sandal jepit (dilarang keras mengenakan pakaian
selain dari ketentuan), serta hanya boleh membawa sebotol air minum, kartu
identitas dan sebuah payung per kelompok (dilarang keras bawa dompet beserta
uangnya dan peralatan lain, apalagi benda elektronik), lalu kami diperintahkan
untuk dapat kembali ke kampus lagi, tak mau tahu bagaimanapun caranya.
Akhirnya
kami semua berusaha menghasilkan uang untuk ongkos pulang dengan cara menjual
air botol dan rela berhaus-haus ria. Temen-temen kelas lain ada yang sampai ngamen, tapi kelas Mistel ngga se-ngenes
itu kok! xD Setelah berjam-jam berusaha mencari cara untuk pulang,
mencegat-cegat truk ke arah kota yang sekiranya kosong, akhirnya kami dapat
truk yang supirnya baik banget. Meskipun telat banget dari target awal jam yang
udah ditentukan (FYI kelas Mistel
dateng paling akhir), tanpa diduga-duga ternyata kelas Mistel adalah kelas yang
paling banyak menyisakan uang hasil jualan (karena truknya ngga minta bayaran)
:’v Memang usaha keras itu tak akan mengkhianati ya :’3
Saat
penutupan, dosen pengampunya pidato tentang faedah kegiatan itu. Ya emang
kerasa sih, dari situ bibit-bibit jiwa wirausaha bisa muncul, meskipun berawal
dari sebuah keterpaksaan dalam keadaan ‘sempit’. Dari keadaan ngga punya
apa-apa, kita bisa usaha gimana pun caranya untuk memperoleh untung dan
mencapai target yang ditujukan, ya meskipun pasti banyak tantangan-tantangan
tak terduga yang bakal kita alami. Kira-kira gitu, deh~
![]() |
My new family~ :3 |
Kunjungan
Lapang. Singkat aja, kunjungan lapang ini kegiatan wajib seangkatan.
Awalnya Mistel diragukan keikutsertaannya, karena transfer gitu, tapi akhirnya
diperbolehkan. Kunjungan berawal ke Pati (PT. Dua Kelinci), lanjut ke Ungaran
(PT. Sosro, Kopi Banaran sama jamu apa lupa), terus ke Jogja (FTP UGM, Cokelat
Monggo, Parangtritis, sama satu wisata air cave
apa gitu lupa). Selesai kunjungan lapan, Mistel modus :v Ngakunya mau mampir
rumah mbah di Salatiga, teru dijemput di Solo sama Om. Padahal mah tujuan
utamanya biar dijemput sama si dia ke Semarang :’v
Lanjut
setelah itu kedua kalinya Mistel ke Semarang buat ketemu si dia. Cerita
selengkapnya ada di ‘What a Weird Year
Versi Sama Si Dia’.
Pengembangan
Produk Baru. Kalo yang ini mata kuliah dari awal emang fokus ngerancang
satu produk baru per kelompok. Kelompoknya Mistel bikin Frozen GRYCiOnd (Frozen
Green-Red-Yellow-Chocolate Mini Onde-Onde). Jadi itu dari awal benar-benar
memperhitungkan konsep produk, mass balance, bench marking, pricing, dsb. Kayak
beneran ngerasain gimana membangun usaha dari awal gitu, lah. Terus di akhir
perkuliahan ada Gelar Produk, semacam pameran produk gitu, sekalian dijual
juga. Syukurnya sih, meskipun produk Mistel ngga jadi juara yang dipilih juri,
tapi produk Mistel ditawarin ikut pameran lagi dua kali, dan itu artinya
keuntungan berlipat ganda~ :p
![]() |
Jangan bilang kayak keluarga plz :'v |
Pelatihan
Dasar Jurnalistik. Ini pertama kalinya sih Mistel ikut organisasi yang
ada syarat harus ikut peltdas dan setelah ikut pun masih berstatus sebagai
angota magang, bukan anggota. Ya bagus sih, biar punya pengalaman dulu,
daripada masuk langsung jadi anggota divisi, kek melek aja belum udah disuruh lari-lari. Disini banyak banget
yang Mistel pelajari tentang penulisan berita. Yang paling manfaat banget sih
Mistel jadi tahu cara mengoperasikan kamera DSLR, padahal punya kameranya udah
lama tapi baru tau disana cara makenya xD
Oh iya, ada satu hal yang ngga masuk petualangan di tempat baru(?) tapi terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini, yaitu liburan ke Salatiga, liburan tahun baru di Lombok, jalan-jalan ke pulau Madura (for the first time!) dan disamperin si dia ke Jember.
Liburan ke Salatiga. Tumben-tumbenan
nih pulang kampung pas ngga lebaran. Tapi fokus utamanya adalah si dia yang
rela nyamperin ke rumah terus ngajakin main. Cerita selengkapnya ada di ‘What a Weird Year Versi Sama Si Dia’.
Liburan tahun baru di Lombok. Ceritanya
abah Mistel kangen, mau bernostalgia ke Lombok. Selama disana Mistel nginap
di kompleks yang dulu ditinggalin Mistel. Sama keluarga Mistel, Mistel ke
Masjid Islamic Center Lombok sama ke Gili (pulau) Nanggu.
Terus pas
keluarga Mistel nginap di hotel dekat Pantai Senggigi, Mistel nginap di
kontrakan salah satu temen se-geng Mistel. Yang paling nekat sih itu, waktu
Mistel ‘menyelinap’ ke kelas temen-temen se-geng Mistel, berpura-pura jadi
mahasiswi lagi dan ikut kuliah wkwkw. Teman-teman yang lain pada kaget, loh,
kok ada Mistel tiba-tiba xD Sama mereka Mistel diajakin muter-muter, ngemall, dan
main di tempat permainan macem Time Z*ne
(sambil direkam dan dijadikan video kenang-kenangan).
![]() |
Ketemu lagi sama mereka~ |
Jalan-jalan ke pulau Madura. Ini
pertama kalinya Mistel ngelewatin Jembatan Suramadu dan tahu bentukan asli dari Pulau Madura.
Daerahnya lumayan gersang, tapi berpotensi sebagai penghasil garam, terus ada
Bukit Jaddih, semacam tambang kapur gitu, di area dalamnya ada danau yang
airnya warna biru.
![]() |
Bagus yaa :3 |
Disamperin 'temen' Mistel ke Jember. Aduh yang ini ceritanya panjang, haha.
Sekian dulu dari Mistel, bagi yang belum baca bisa ke episode sebelumnya dulu di ‘What A Weird Year’ *kek apa aja* Sudah sudah, thanks for reading and see ya!!
No comments:
Post a Comment