Laman

Thursday, December 26, 2013

FanFiction: Krypton Potter and the Submission of Superman

Heyy! ^^ Kali ini Mistel mau ngepost sebuah fanfiction original karya Mistel.

Jadi berawal dari tugas yang dikasih sama PPL kimia di sekolah Mistel. Beliau suruh semua kelas XII bikin sebuah karya, boleh itu cerpen, puisi, lirik lagu, ataupun komik, yang berhubungan sama pelajaran kimia. Berhubung Mistel bisanya bikin cerpen, jadi Mistel bikin cerpen, deh. Awalnya Mistel bingung mau bikin ceritanya kayak gimana, tapi gak tau kenapa, pokoknya Mistel pengen tokoh utamanya itu Krypton.

Yang terpenting adalah Mistel kudu bikin sesuatu yang beda, sesuatu yang break the common. Pertamanya mau bikin dengan suasana ninja kayak Naruto gitu, nanti tokoh utamanya Uchiha Krypton. Tapi mikir juga, kayaknya terlalu banyak istilah ninja yang belum Mistel tau u.u Just right after that, akhirnya Mistel kepikiran bikin suasana dunia sihir, dan jadilah cerpen astral yang lebih layak disebut fanfiction crossover ini. Happy Reading~


*******

Rate : K+
Genre: Parody
Time Line: Era Harry Potter
Crossover: Harry Potter / Superman / Chemistry
OC: Krypton Potter, Argon Weasley, Titania Granger-Archimedes, Louise Fluorina Lane
Disclaimer: semua tokoh milik JK Rowling, Marvel Comic, dan ilmuwan-ilmuwan kimia. Saya cuma pinjem, sedikit renovasi, serta mix and match tokoh.

*******




Stupefy!![1]

Kilatan cahaya merahsecepat sepersekian detik itu melesat sekitar lima sentimeter di samping wajahku―nyaris sekali mengenai wajahku, seandainya saja aku tidak refleks menelengkan kepalaku ke samping―dan akhirnya mengenai kardus kosong di belakangku, menciptakan ledakan kecil.

Lelaki yang berada di hadapanku saat ini, mengajakku duel satu lawan satu di ruang kebutuhan yang terletak di lantai tujuh di Hogwarts. Aku sebenarnya kurang memahami juga apa maksudnya mengajakku duel dan seharusnya aku tidak sendirian di sini. Karena, sebenarnya lelaki itu juga mengajak sahabatku, Argon Weasley, untuk berduel. Tetapi, Argon terlalu malas berhubungan dengan orang lain. Jadi, sekarang hanya aku sendirilah yang pergi ke ruang kebutuhan. Karena, sebagai lelaki sejati, kita harus memenuhi panggilan seperti ini, bukan?

“Jauhi gadis itu!” lelaki itu berkata dengan suara keras dan tegas, sembari berjalan mendekatiku.

Saat jaraknya kurang dari tiga meter dari tempatku berdiri, tiba-tiba nafasnya terengah-engah, dan sepertinya kekuatannya melemah. Aku yang terpana langsung cepat-cepat melangkah mundur, membuat jarak dua meter lagi darinya. Anehnya, akibat tindakanku itu, tiba-tiba napas lelaki itu sontak kembali seperti semula, seperti baru saja mendapat banyak pasokan oksigen. Wajahnya terlihat begitu heran, begitu pula diriku.

“Tunggu, tunggu. Siapa sebenarnya yang kau maksud dengan ‘gadis itu’? Dan, siapa sebenarnya dirimu? Mengapa kau mengajakku berduel? Kita bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Yang kutahu tentangmu hanyalah bahwa kau berasal dari asrama Slytherin. Benar, bukan? Itupun karena dasimu yang bercorak hijau-perak itu.” aku membombardirnya dengan pertanyaan yang disertai dengan wajah bertanya-tanyaku, sementara lelaki itu hanya menyeringai.

“Kau ini memang bodoh atau pura-pura bodoh, hah?” katanya sambil tertawa kecil meremehkan. “Kau benar-benar tidak tahu siapa aku?” lanjutnya sembari mengangkat sebelah alisnya, tanda keheranan. Pertanyaan-pertanyaannya itu hanya kujawab dengan gelengan.

Ia mendengus. “Kalau begitu, perkenalkan, namaku Clark Kent. Tetapi, orang-orang di luar sana menjulukiku dengan Superman, karena tahun lalu aku berhasil menjuarai Turnamen Triwizard, mewakili asramaku tercinta, Slytherin, sekaligus mewakili Hogwarts.” ucapnya dengan angkuh penuh kebanggaan.

“Dan masalah ‘gadis itu’, gadis yang kumaksudkan adalah Louis Fluorina Lane, kau tahu? Gadis jenius dari asrama Ravenclaw, yang berani-beraninya kau dekati, padahal seharusnya, she just belong to me!” geraham-geraham Clark sampai bergemeretak saking geramnya.

Oh, jadi permasalahan kali ini adalah tentang Fluorina? Fluorina adalah seorang gadis yang belum lama ini sedang dekat denganku―dan juga Argon tentunya. Kami pertama kali berkenalan ketika kebetulan kami terpilih di kelompok yang sama saat pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang diasuh oleh Professor Remus Lupin. Dan setelah itu, kami sering bertemu secara tidak sengajadi berbagai tempat, mulai dari perpustakaan, kelas ramuan, halaman di dekat pohon Dedalu Perkasa, Honey Dukes di Hogsmeade, sampai di kamar mandi wanita―eh, abaikan tempat yang terakhir itu.

“Memangnya, apa hubunganmu dengan Fluorina? Setahuku Fluorina saat ini sedang tidak memiliki hubungan khusus dengan lelaki manapun.” aku mencoba menantangnya.

“Berani-beraninya kau!” amarah Clark meledak. “Crucio!![2]

Kilatan merah menyambar cepat kearahku, tetapi aku segera merundukkan badan, sehingga sekali lagi mantra dari Clark untukku meleset. Gawat, Clark sudah semakin geram, ia telah berani merapalkan salah satu dari tiga mantra terlarang.

Serius, ini terlalu menyeramkan. Dasar, Argon payah! Saat ini ia pasti sedang bersantai-santai di atas kasur empuk di kamar kami yang terletak di menara Gryffindor blok A (asrama pria) lantai VIII, sementara aku harus berhadapan sendirian dengan pria-semi-psikopat bernama Clark yang merasa hanya dirinyalah yang berhak memiliki Fluorina. Aku harus bergerak cepat melakukan sesuatu untuk membalik keadaan.

Expelliarmus!![3]” seruku cepat, mengakibatkan tongkat sihir yang sebelumnya berada di tangan kanan Clark terpental jauh sekali setelah aku melancarkan mantra itu. Wajah Clark membentuk sebuah ekspresi yang tak bisa terdefinisi saking mengerikannya, setelah menyadari apa yang telah kulakukan.

“KAU!!??” teriaknya geram sambil mengepalkan tinjunya kepadaku.

Setelah itu lalu Clark segera berjalan cepat kearahku, tampak tak sabar sekali. Saat jaraknya denganku sudah sangat dekat, sampai diriku berada di dalam jangkauan tangannya, ia mencekal kerah kemejaku dengan kasar. Tetapi itu tidak bertahan lama, karena sedetik kemudian, ia tiba-tiba terengah-engah persis seperti saat pertama kali ia mencoba berjalan mendekatiku.

“Demi Tuhan! Apa yang kau gunakan, hah? Apa yang kau gunakan di tubuhmu sampai-sampai aku tak bisa bernafas setiap berada kurang tiga meter darimu?” tanya Clark heran setelah melepaskan cekalannya terhadapku dan melangkah mundur dariku, sembari berusaha menormalkan sistem pernafasannya yang sempat terhambat.

“Aku?” aku menatap Clark bingung sambil menunjuk diriku sendiri dengan isyarat jari. “Apa maksudmu? Apa yang aku gunakan? Memangnya aku menggunakan apa?” pekikku setengah panik.

Aku sama sekali tidak merasa ada yang salah denganku saat ini. Aku memeriksa seluruh pakaianku, bau tanganku, bau ketiakku, bahkan bau kaus kakiku, semuanya masih memenuhi standar, karena kebetulan tadi pagi adalah jadwal mandi-dua-harianku―ups, jadi aku yakin sekali bahwa penampilanku masih oke.

“Aku tidak menemukan apapun yang aneh dariku. Kau jangan coba-coba membohongiku!” kataku mencoba garang. “Atau, sebenarnya kau mengatakan itu hanya karena kau takut denganku, hah?” kali ini aku mencoba mengadaptasi gaya angkuh Clark berbicara.

Clark hanya menatapku tajam dari jauh sana, ia diam tidak melakukan apa-apa, karena kelihatannya ia tidak ingin mencoba mendekati dan menyerangku secara langsung seperti tadi lagi, dan tongkat sihirnya pun telah kuraibkan dari tangannya, jadi ia tidak memiliki pilihan lain. Aku mencoba membalas tatapan tajamnya. Kemudian aku tertawa, keras sekali, karena merasa telah mengungguli Clark.

Setelah merasa puas, aku berhenti tertawa. Kuhirup napas dalam-dalam, lalu aku melihat kearah Clark. Tatapan tajamnya kini telah berganti dengan ekspresi heran. Kemudian kualihkan pandangan ke sekelilingku, semua tampak berbayang. Aku melihat Clark lagi. Kali ini ekspresinya bercampur dengan mimik geli dan iba. Oke, sepertinya aku mulai berkhayal. Tetapi, hey! Kenapa pula aku sampai berkhayal? Ah, biar sajalah, sekarang tiba-tiba aku malas berpikir.

Gawat, pandanganku sekarang mulai buram, kepalaku mulai berputar. Sial, apa yang terjadi denganku sebenarnya? Arrghh, hal ini semakin parah saja. Sekarang semuanya menjadi semakin buram. Putih. Kosong. Hampa.

BRUGH!!!

***

Aku membuka mataku dan kudapati tubuhku telah terbaring di rumah sakit sekolah. Tidak jauh dari ranjangku, kulihat Madam Pomfrey sedang berbicara dengan sahabatku, Argon, dan sepupuku, Titania Granger-Archimedes, yang merupakan penghuni menara Gryffindor blok B (asrama wanita) lantai IV.

Setelah Madam Pomfrey berlalu meninggalkan mereka menuju ke kantornya, mereka berjalan kearahku, lalu duduk di kursi yang terletak di kanan-kiri ranjangku sambil tersenyum geli.

“Pasti semur jengkol kiriman Aunty Lily sangat enak, bukan begitu, Krypt?” seloroh Titania, terlihat menahan tawa.

Semur jengkol? Oh iya, aku baru ingat, kemarin ibuku mengirimkan semur jengkol buatannya kepadaku melalui Hedwig, burung hantu seputih saljuku. Dan aku baru memakannya tadi pagi, sebelum berduel dengan Clark.

“Dasar! Kukira kau pingsan gara-gara kalah berduel dengan Superman arogan itu, tidak kusangka ternyata …” Argon sengaja menggantung kalimatnya, lalu memalingkan wajah dariku sambil pura-pura memasang tampang seharusnya-aku-tidak-pernah-mengenalmu.

Pingsan? Oh, jadi tadi itu aku pingsan? Itukah sebabnya tadi kepalaku berputar-putar dan pandanganku buram? Pantas saja sekarang kepalaku masih sedikit terasa sakit. Lalu bagaimana aku bisa sampai di sini?

“Jangan memasang tampang heran begitu karena kau akan terlihat konyol, Krypt.” Kali ini Titania tidak mencoba menahan tawanya lagi.

“Si sok jagoan Clark itu yang telah berbaik hati membawamu ke sini dengan mantra Mobili Corpus[4], meskipun dengan tampang sedikit jijik.” jelas Argon seolah bisa membaca pikiranku. “Menurut kesaksiannya, kau tertawa keras sekali sesaat sebelum pingsan, dan menurut pemeriksaan Madam Pomfrey, kau pingsan karena sedikit keracunan polusi udara.” lanjutnya.

Lalu Titania tiba-tiba menyerobot penjelasan Argon, “Kemudian, aku baru ingat, bahwa kemarin sore kau baru saja pergi ke Menara Barat, mengambil kiriman yang dibawa oleh Hedwig, yang kutebak adalah semur jengkol dari Aunty Lily, dan akhirnya semuanya menjadi jelas bagiku.” Titania tersenyum simpul.

“Jelas saja,” Titania hendak melanjutkan penjelasannya―oh, ayolah. Aku berani bertaruh, setelah ini Titania pasti akan memulai penjelasan analisa ilmiahnya―“Kau baru saja memakan semur jengkol yang memiliki molekul-molekul aroma yang sedikit menyengat. Molekul-molekul itu masih tertinggal dan melekat di rongga mulutmu sampai beberapa jam kemudian. Lalu, saat kau tertawa, keras sekali, semua molekul-molekul itu terdesak keluar, lalu secara tak kasat mata, mereka saling mengikat dan menggumpal, membentuk suatu senyawa berwujud gas yang kebetulan tergolong dalam polusi udara dan jelas-jelas beracun. Setelah itu kau menghirupnya, dan sudah bisa dipastikan kau akan pingsan. Masuk akal, bukan?” bingo. Benar bukan, dugaanku? Titania pasti menjelaskan semuanya secara panjang lebar.

Jangan heran mengapa aku mengetahui hal itu. Aku sudah ratusan kali mendengarkan kata “jelas saja” dari Titania yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan analisa ilmiahnya. Tidak heran, Titania memang penyihir terjenius di angkatanku, dia bahkan mendapatkan penghargaan Student of the Year selama tiga tahun berturut-turut semenjak kami masih berada di tingkat satu. Menurutku, ia mungkin adalah siswi terbaik yang pernah dimiliki oleh Hogwarts.

Aku mengangguk, merenungkan penjelasan Titania. Karena alasan itukah, Clark―yang tubuhnya jelas jauh lebih kekar dariku itu―selalu sesak napas bila berada kurang tiga meter dariku? Mungkinkan si Superman itu ternyata alergi terhadap bau jengkol? Jika ditilik dari penjelasan Titania tadi, sepertinya jawabannya adalah iya, Clark Kent si Superman itu kemungkinan besar memiliki alergi terhadap bau jengkol.

***

Begitulah ceritanya. Semenjak kejadian itu, Clark sama sekali tidak pernah mencoba melakukan interaksi apapun denganku. Meskipun aku sering berselisih jalan dengannya, ia selalu berlagak seolah tidak pernah mengenalku dan cenderung selalu menghindariku. Aku bahkan sekarang semakin dekat dengan gadis itu―si Louis Fluorina Lane―dan sering membuat janji untuk bertemu dengannya, tanpa sekalipun Clark berani menggangguku.

Tetapi diantara semua cerita itu, yang paling membuatku heran adalah saat ini telah beredar gosip bahwa aku, Krypton Potter, telah berhasil menaklukkan si Superman, Clark Kent. Aku tidak tahu sebenarnya sejak kapan dan dari siapa pertama kali gosip itu beredar. Aku tidak tahu, atau lebih tepatnya mungkin tidak mau tahu.

Dasar, mereka-mereka itutidak lebih hanyalah penyebar gosip yang buta dengan kehebohan, tanpa keinginan untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya. Aku yakin seratus persen mereka sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Clark di ruang kebutuhan saat itu.

Tetapi jika kupikirkan baik-baik, ada untungnya juga gosip itu tersebar, karena itu sangat berperan dalam kenaikan tingkat kepopuleranku saat ini. Dan juga, cerita seperti itu jelas jauh lebih baik jika dibandingkan kenyataan sebenarnya, bahwa Clark tidak berani mendekatiku karena ia memiliki alergi terhadap senjata utamaku yang berupa bau semur jengkol buatan ibuku―yang akhirnya malah menyerangku sendiri.

Parahnya, gosip itu ternyata juga menyebar sampai ke dunia muggle. Orang-orang buta sihir itu―maksudku, muggle―sampai membuat film bertema Superman, yang sampai saat ini telah terdiri dari beberapa judul dan mengalami beberapa kali modifikasi menurut eranya. Bahkan, mereka juga membuat serial televisinya yang berjudul Smallvile, yang pernah ditayangkan di saluran televisi StarWorld.

Kurang lebih film dan serial televisi itu menceritakan tentang kehidupan makhluk luar angkasa yang menyerupai manusia dan memiliki kekuatan super bernama asli Kal-El, yang dikirimkan ke bumi oleh orangtuanya saat ia masih bayi untuk menyelamatkannya dari kehancuran planet asalnya. Di bumi ia diangkat menjadi anak keluarga Kent dan diberi nama Clark.

Saat dewasa, ia bekerja menjadi wartawan, dan diam-diam juga menjadi superhero yang melindungi dunia dari kejahatan. Ia mencintai seorang wanita yang bernama Louis Lane, yang juga merupakan teman sekantor Clark. Tetapi ia memiliki satu kelemahan fatal, yaitu ia lemah terhadap batu Krypton. Jika berada dekat dengan batu itu, tubuhnya akan terasa lemah sekali, bahkan kekuatannya nyaris hilang. Kelemahan inilah yang sering dimanfaatkan oleh musuh-musuh Clark si Superman ini.

Bagaimana menurutmu? Cerita itu sungguh keren, bukan? Aku sangat berterimakasih kepada muggle-muggle kreatif itu, karena mereka juga berperan dalam peningkatan kepopuleranku. Meskipun sebenarnya, tanpa bantuan merekapun, aku tetap akan terkenal karena namaku yang keren―Krypton. Bukan bermaksud menyombong, tetapi memang begitulah keadaannya. Perlu kuakui, penggemarku saat ini sudah tidak terhitung lagi. Followers akun twitterku saja sudah melebihi Justin Bieber. Dan aku yakin, kau juga termasuk salah satu diantaranya, bukan?

SELESAI



[1]Stupefy merupakan mantra yang bertujuan untuk membuat target pingsan. Mantra ini mengeluarkan kilatan cahaya berwarna merah dari ujung tongkat.
[2]Crucio merupakan salah satu dari tiga kutukan tak termaafkan. Ini biasa digunakan oleh para Death Eaters. Kutukan ini bertujuan untuk menyiksa lawan, bahkan dapat membuat mereka gila.
[3]Expelliarmus merupakan mantra yang digunakan untuk melucuti senjata lawan.
[4]Mobili merupakan mantra untuk mengangkat benda secara mendatar. Kata yang diucapkan setelahnya merupakan bahasa latin dari objek yang akan diangkat. Corpus merupakan bahasa latin dari tubuh. Jadi, jika diartikan secara utuh, Mobili Corpus adalah mantra yang digunakan untuk mengangkat tubuh secara mendatar.

*******


Begitulah ceritanya! :D Gimana, seru gak? Mistel terima saran loh :3 Hehe. Semoga menghibur dan thanks for reading yaa. See ya~

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home Older Post